liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Wisata Kota Cirebon Gedung BAT dan Jejak Industri Rokok di Pantura

Wisata Kota Cirebon kaya akan destinasi sejarah. Kota yang luasnya sekitar 37,36 km² ini memiliki bangunan tua yang menjadi saksi bisu betapa suksesnya industri rokok di Indonesia pada masanya.

Berlokasi di Jalan Pasuketan, Desa Lemahwungkuk, berdiri sebuah bangunan bergaya art deco Eropa. Gedung ini dikenal masyarakat sebagai Gedung British American Tobacco (BAT) yang merupakan salah satu ikon wisata terkenal Kota Cirebon.

Gedung ini terletak di sudut simpang Jalan Pasuketan dan berhadapan dengan Bank Mandiri Kota Cirebon. Di kawasan ini terdapat deretan bangunan berusia puluhan tahun yang dibangun sejak zaman kolonial.

Sebagian besar destinasi wisata di Kota Cirebon memiliki lokasi yang strategis. Sehingga wisatawan dapat dengan mudah menjangkaunya.

Untuk menuju Gedung BAT, wisatawan dapat memulai perjalanannya dari Stasiun Cirebon menuju gedung tersebut menggunakan jasa angkutan umum atau ojek online. Waktu tempuh hanya sekitar 8 menit.

Gedung BAT telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Hal ini tak lepas dari nilai sejarah bangunan yang merupakan bekas pabrik rokok tersebut.

Meski sudah tidak beroperasi lagi, keindahan arsitektur dan sejarahnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ditambah dengan situasi yang masih terjaga, Gedung BAT dapat menambah wawasan baru perjalanan industri rokok di tanah air.

Industri Rokok Putih di Indonesia

Pabrik rokok Negresco, Bandung tahun 1935 (IndischHistorisch.nl)

Sebelum menjadi tempat wisata di Kota Cirebon, Gedung BAT awalnya dimiliki oleh sebuah perusahaan bernama Indo Egyptian Cigarettes Company. Kemudian pada tahun 1923, perusahaan tersebut sepenuhnya diambil alih oleh British American Tobacco yang berbasis di Inggris.

Gedung BAT dibangun pada masa penjajahan, yaitu pada tahun 1924. Tahun pembangunannya terpampang jelas di dinding depan gedung lama. Bangunan ini menyimpan nilai sejarah penting terkait industri rokok di Jawa.

Sejak awal sudah ada beberapa segmen pengguna rokok di Indonesia. Sejarah mencatat rokok kretek mendapatkan tempat di hati masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan rokok putih biasanya dikonsumsi oleh golongan berpenghasilan tinggi.

Rokok putih adalah rokok yang dibuat tanpa campuran cengkeh. Inilah perbedaan mendasar antara rokok ini dengan rokok kretek.

Pada pertengahan 1925-an, perusahaan asing multinasional pertama yang memproduksi rokok putih di Indonesia adalah British American Tobacco. Mereka melihat potensi pasar rokok putih yang menjanjikan di Nusantara.

Dosen tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Thomas Sunaryo dalam bukunya Kretek Pustaka Nusantara mengatakan, perusahaan patungan Inggris-Amerika itu memulai usahanya dengan mendirikan dua pabrik rokok di Cirebon (1925), yang kini dikenal sebagai Gedung BAT dan di Surabaya (1925). 1928).

Dalam penjelasannya, produksi rokok di kedua pabrik tersebut pada tahun 1931 tak kurang dari dua juta batang. Sehingga jumlahnya masih di bawah target. Selain itu, berdasarkan kajian Van der Reijden yang dimuat dalam buku Java Kretek, total penjualan rokok putih tahun itu mencapai 7,1 miliar batang per tahun.

Beberapa regulasi telah diberlakukan untuk mengatasi ketimpangan produksi, seperti perbedaan tarif cukai dan regulasi penggunaan mesin baru. Dari kebijakan mengenai mesin tersebut, muncul istilah mesin sigaret putih (SPM) yang banyak dikeluarkan oleh BAT.

Seiring berjalannya waktu, produk rokok yang diproduksi di Gedung BAT Kota Cirebon di bawah tahun 1960 telah dipasarkan secara luas. Beberapa nama seperti Double Ace dan Gold Fish telah disebar ke beberapa daerah di Indonesia.

Kisah Gedung BAT Lama Kota Cirebon Dulunya Merupakan Pabrik Rokok Bersejarah

Di bawah bendera baru dengan nama British American Tobacco (Java) Limited, perusahaan memulai bisnis rokok putih yang mengesankan. Menurut situs BPCB Banten, gedung BAT di Kota Cirebon telah direnovasi dan mendapat sentuhan art deco dari arsitek FD Cuypers & Hulswit.

Di tahun yang sama, pabrik rokok putih pertamanya juga didirikan di Cirebon. Saat itu, BAT dianggap sebagai produsen rokok putih terbesar di Hindia Barat.

Saat gejolak Perang Dunia Kedua melanda, pabrik BAT di Cirebon pun terkena imbasnya. Pada tahun 1942 semua bisnis, aset, dan kekayaan perusahaan jatuh ke tangan Jepang. Bahkan kegiatan produksi rokok terpaksa dihentikan untuk sementara waktu.

Setelah perang usai, kondisi pabrik BAT Cirebon perlahan membaik. Setelah Indonesia merdeka, mereka kemudian memunculkan nama baru yaitu British American Tobacco Manufacture (Indonesia) Limited.

Kegiatan produksi rokok di Gedung BAT Cirebon terus menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebelum tahun 1960 misalnya, beberapa produk rokok dari BAT disebut-sebut laris manis di pasaran.

Memasuki tahun 1963 – 1964, pabrik rokok di Kota Cirebon kemudian dikuasai dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia.

Namun ketika Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, di bawah rezim Soeharto kepemilikan pabrik ini dikembalikan kepada BAT, sebagai pemilik aslinya.

Pada tahun 1972, pabrik rokok ini kembali menunjukkan eksistensinya. Hal itu ditandai dengan produksi rokok yang meningkat secara massal, sementara pabrik BAT lainnya di Surabaya berhenti berproduksi.

Sedangkan pada tahun 1979 perusahaan menjual 30% sahamnya kepada orang Indonesia. Sejak saat itu, nama perusahaan diubah menjadi PT BAT Indonesia. Kini, Gedung BAT yang menjadi ikon pariwisata Kota Cirebon ini dipercaya dibangun pada tahun 1917. Namun, hampir semua orang mengira pabrik tersebut dibangun pada tahun 1924.

Kejayaan Gedung BAT Kota Cirebon lambat laun mulai memudar. Karena beberapa faktor, salah satunya penurunan penjualan, pabrik tersebut akhirnya berhenti membuat rokok pada tahun 2010. Seluruh kegiatan produksi dipindahkan ke Jawa Timur.

Gedung milik PT Bentoel Internasional Investama Tbk kini kosong. Mesin-mesin produksi dihilangkan, hanya menyisakan ruangan yang tidak terpakai.

Karena bangunan ini merupakan cagar budaya, maka kondisi Gedung BAT Kota Cirebon tetap terjaga dengan baik. Bangunan dengan luas sekitar satu hektar ini menjadi ikon wisata kota Cirebon sekaligus monumen bagaimana industri rokok pernah ada dan berkembang pesat di pantai utara Jawa.