Anggota kongres atau DPR Amerika Serikat (AS) yang viral bertanya kepada CEO TikTok Shou Zi Chew tentang kemungkinan platformnya mengakses jaringan WiFi. Pakar IT atau informasi dan teknologi menganggap bodoh dan ‘bunuh diri’ jika TikTok melakukan itu.
Anggota Kongres AS, Perwakilan Republik Carolina Utara Richard Hudson bertanya tentang kemungkinan TikTok mengakses WiFi. “Apakah TikTok mengakses jaringan WiFi rumah?” Hudson bertanya pada Chew selama pertemuan lima jam itu.
“Hanya jika pengguna mengaktifkan WiFi,” jawab Chew. “Maaf, mungkin saya tidak mengerti pertanyaannya.”
“Jadi, jika saya memiliki aplikasi TikTok di ponsel saya dan perangkat saya terhubung ke jaringan WiFi rumah saya, apakah TikTok mengakses jaringan itu?” kata Hudson.
“Tentu saja mengakses jaringan untuk mendapatkan koneksi ke internet. Kalau itu pertanyaannya,” kata Chew.
“Jadi, apakah mungkin bisa mengakses perangkat lain (terhubung) di jaringan WiFi rumah?” Dia bertanya.
“Anggota Kongres, kami tidak melakukan apa pun di luar norma industri. Saya yakin jawaban atas pertanyaan Anda adalah tidak. Ini mungkin masalah teknis. Izinkan saya menghubungi Anda kembali,” jawab Chew.
Ketua Pusat Riset Keamanan Sistem Komunikasi & Informasi atau CISSReC Pratama Persadha mengatakan, pertanyaan anggota kongres AS itu cukup kontroversial.
“Kalau memang TikTok bisa masuk ke jaringan WiFi dan memata-matainya, jelas Amerika akan menggunakan ini dari awal untuk memblokir Tiktok,” kata Pratama kepada Katadata.co.id, Selasa (28/3).
Menurutnya, pemblokiran itu terjadi karena TikTok dianggap perpanjangan tangan pemerintah China dalam perang informasi saat ini, bukan karena kemampuannya menyusup ke jaringan seperti malware dan virus.
Pertama memberi contoh, Facebook asal Amerika bahkan melakukan pelanggaran berat ketika membagikan data pengguna kepada pihak ketiga seperti Cambridge Analytica untuk materi kemenangan Donald Trump dan Brexit Inggris pada 2016.
Selama pertemuan dengan CEO Meta saat itu Mark Zuckerberg, Kongres AS juga menanyakan mengapa Facebook dapat diakses secara bebas oleh publik global.
“Ini membuktikan satu hal bahwa masih banyak yang belum memahami proses bisnis produk digital saat ini,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Pakar Keamanan Teknologi Vaksin, Alfons Tanujaya. “Kalau TikTok memata-matai WiFi pengguna, mereka bunuh diri,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (28/3).
“Akan sangat bodoh untuk mempertaruhkan banyak aplikasi berbasis pengguna untuk spionase,” tambahnya.
Menurutnya, memata-matai WiFi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Jika menggunakan TikTok sebagai sarana, maka dianggap bodoh. Karena jika ketahuan, kemampuan TikTok akan turun.
“TikTok tidak akan sebodoh itu untuk mengubah platform yang sangat berharga menjadi alat mata-mata,” katanya. Sementara itu, memata-matai tidak sepenting reputasi TikTok dan keuntungan nilai perusahaan.
Alfons menjelaskan, memata-matai melalui WiFi lebih logis dilakukan melalui perangkat keras pada ponsel atau WiFi, misalnya dengan memasukkan chip tersembunyi. Anda dapat menemukan perangkat lemah yang ingin Anda retas, seperti CCTV, Google home, dan lainnya untuk dimata-matai.