liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Logo

Beberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini mengalami cuaca dingin. Sebuah pesan viral di media sosial bahwa keadaan ini terjadi karena fenomena alam berupa zaman revolusi atau Aphelion.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memastikan cuaca dingin saat ini tidak ada kaitannya dengan fenomena Aphelion.

Ketika periode revolusi atau Aphelion terjadi, jarak bumi dari matahari berada pada titik terjauhnya. Saat berada di titik Aphelion, cuaca di bumi akan cenderung lebih dingin dibandingkan periode lainnya.

Meski fenomena Aphelion biasanya terjadi setahun sekali sekitar bulan Juli, kondisi cuaca dingin yang terjadi di Indonesia saat ini tidak ada hubungannya dengan fenomena Aphelion.

“Pada saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik terjauhnya dari bumi. Meski begitu, keadaan ini tidak banyak berpengaruh pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi,” kata Biro Hukum dan Organisasi Kemasyarakatan dari BMKG. Komunikasi dalam keterangan tertulis, Jumat (7/7).7).

BMKG menjelaskan, fenomena suhu dingin merupakan fenomena alam yang biasa terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli – September. Saat ini wilayah dari Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur sedang mengalami musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari benua Australia.

Pada bulan Juli, wilayah Australia sedang dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang tinggi di Australia menyebabkan terjadinya pergerakan massa udara dari Australia ke Indonesia yang dikenal dengan Australian Cold Monsoon.

Angin ini bertiup menuju wilayah Indonesia melalui perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut yang relatif lebih dingin. Hal ini mengakibatkan suhu di beberapa daerah di Indonesia khususnya bagian selatan garis khatulistiwa juga terasa lebih dingin yaitu Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Selain dampak angin dari Australia, penurunan awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara juga berdampak pada suhu dingin di malam hari. Sebab, dengan tidak adanya uap air dan air, energi pancaran yang dipancarkan bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tidak hanya itu, langit yang cenderung cerah dengan awan akan menyebabkan panas dari radiasi gelombang panjang ini dilepaskan langsung ke atmosfer luar. Hal ini kemudian membuat udara di dekat permukaan terasa lebih sejuk, terutama pada malam hingga pagi hari. Hal inilah yang membuat udara terasa lebih sejuk, terutama di malam hari.

Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahunnya, bahkan hal ini kemudian dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan daerah dataran tinggi atau pegunungan lainnya memiliki potensi embun es yang oleh sebagian orang dianggap sebagai salju.