TikTok menyatakan bahwa ada ribuan akun yang mengunggah informasi yang salah tentang perang Ukraina dan Rusia untuk mempengaruhi publik atau pengguna lainnya. Perusahaan media sosial asal Tiongkok ini juga berusaha mengatasinya.
“Musim panas lalu, 1.704 akun TikTok terlibat dalam upaya bersama dan terselubung untuk mempengaruhi wacana publik tentang perang di Ukraina,” kata TikTok.
Hampir semua akun ini menyatakan bahwa mereka tinggal di Eropa. Tapi TikTok menganggap ini palsu.
“Mereka mengarahkan siaran untuk pengguna di Jerman, Italia, dan Inggris Raya,” kata TikTok.
Akun tersebut menggunakan perangkat lunak untuk menggunakan bahasa lokal yang memperkuat propaganda pro-Rusia. Mereka menarik lebih dari 133 ribu pengikut sebelum ditemukan dan akhirnya dihapus oleh TikTok.
Namun TikTok tidak mengatakan apakah akun tersebut terkait dengan pemerintah Rusia.
Antara pertengahan Juni dan pertengahan Desember 2022, perusahaan menghapus lebih dari 36.500 video dengan 183,4 juta penayangan, di seluruh Eropa karena melanggar kebijakan misinformasi jahat TikTok.
Rincian akun dan video yang dihapus oleh TikTok adalah:
Lebih dari 36.500 video dengan 183,4 juta penayangan di Eropa Hampir 865.000 akun palsu, dengan lebih dari 18 juta pengikut termasuk 2,3 juta di Spanyol dan 2,2 juta di Prancis Hampir 500 akun dihapus di Polandia karena peniruan identitas
TikTok mengatakan telah terjadi peningkatan tajam dalam unggahan terkait perang Ukraina dan Rusia. Untuk mengatasinya, TikTok menerapkan beberapa langkah yaitu:
Gunakan penutur asli bahasa Rusia dan Ukraina untuk membantu memoderasi konten Berkolaborasi dengan jurnalis berbahasa Ukraina dalam pemeriksaan fakta Buat program literasi digital yang berfokus pada informasi tentang perang Batasi akses ke konten dari outlet media terkait pemerintah Rusia seperti Russia Today dan Sputnik Perluas penggunaan label yang mengidentifikasi materi yang disponsori pemerintah Berhenti merekomendasikan konten tentang perang Ukraina dan Rusia kepada pengguna Eropa
TikTok berencana memperbarui kebijakannya tentang konten sintetis yang menyesatkan seperti deepfake dalam beberapa bulan mendatang. Ini karena gelombang alat kecerdasan buatan (AI) generatif memasuki pasar.
“TikTok diposisikan secara unik untuk berinovasi dalam menemukan solusi untuk mengatasi tantangan industri yang sudah berlangsung lama ini,” kata Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah TikTok Caroline Greer dalam sebuah blog.