Penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam bisnis diharapkan dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan. Namun, perusahaan perlu mencapai AI yang bertanggung jawab untuk memenuhi harapan masyarakat.
Menurut studi AI yang dilakukan oleh perusahaan konsultan EDBI – Kearney, Indonesia masih dalam tahap awal mengadopsi teknologi AI, seperti negara ASEAN lainnya. Meski keberadaannya masih terus berkembang, studi memperkirakan bahwa AI akan memberikan peningkatan 12% terhadap produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada tahun 2030.
Namun, beberapa teknologi AI yang ada dikatakan memberikan informasi yang tidak adil, tidak dapat dijelaskan, dan bias. Oleh karena itu, diperlukan AI yang bertanggung jawab dengan tata kelola AI.
Technology and Country Leader, IBM Indonesia Cin Cin Go mengatakan otomatisasi dengan penggunaan AI di suatu organisasi tidak bisa dilakukan begitu saja.
“Organisasi tidak mau menanggung akibat buruk dari model yang menghasilkan hasil analisis yang tidak bisa dijelaskan,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (30/5).
Sebab, lanjutnya, hal itu kemudian akan menimbulkan pertanyaan dari berbagai manajemen, pemangku kepentingan, pemegang saham, bahkan pelanggan.
Ada tiga alasan utama perusahaan membutuhkan AI yang bertanggung jawab, yaitu:
1. Perlu mengelola risiko dan reputasi organisasi. Tidak boleh ada data atau asumsi yang salah agar tidak memicu gugatan dan keraguan dari berbagai pihak.
2. AI yang digunakan harus mematuhi prinsip-prinsip etika untuk membuat keputusan yang adil melalui kemampuannya beradaptasi dengan perubahan pola dan profil perilaku.
3. AI yang bertanggung jawab harus mampu melindungi perusahaan dan mematuhi peraturan pemerintah. Tujuannya agar perusahaan tidak mengalami kerugian seperti audit yang mahal, denda, dan publisitas negatif.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah meluncurkan Strategi Kecerdasan Buatan Nasional 2020-2045 yang mencakup regulasi AI, area bisnis, pertanggungjawaban atas konsekuensi tindakan yang tidak diinginkan, dan kode etik sukarela.
Namun, strategi ini belum direduksi menjadi aturan implementasi. AI yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia harus sesuai dengan peraturan yang ada agar tidak mendapat dampak buruk.
Oleh karena itu, raksasa teknologi dari IBM USA melalui Watsonx.ai menyediakan teknologi otomasi yang aman yang juga merupakan bagian dari Platform AI dan Data IBM. Watsonx diluncurkan pada konferensi tahunan THINK 2023 pada 10 Mei 2023 di Orlando.
Untuk membuat model dasar yang terlatih, Cin mengatakan IBM berfokus pada pemilihan semua yang masuk ke dalam modelnya dan mengembangkan teknologi AI untuk secara agresif menyaring data dari kebencian dan kata-kata kotor, pembatasan lisensi, dan prasangka. Jadi, ketika data bermasalah ditemukan, dihapus, dilatih ulang, dan diulang.
Selain itu, Cin menjelaskan bahwa Watsonx.ai menyediakan sekumpulan model dasar yang ditujukan untuk menghadirkan nilai perusahaan. Ada beberapa model dasar dengan berbagai bahasa dan kode bersama dengan ukuran dan arsitektur, yang masing-masing dapat diadaptasi untuk tugas perusahaan yang berbeda.
Selain itu, IBM Watsonx memiliki Watsonx.data sebagai bagian inti yang menyediakan studio pengembangan AI terpusat, pengumpulan data, dan alat tata kelola. Watsonx.data memungkinkan pelanggan untuk mengakses data mereka melalui satu titik masuk dan menjalankan beberapa mesin kueri sesuai kebutuhan di seluruh sistem TI.
Dengan mengimplementasikan teknologi ini, Cin mengatakan perusahaan dapat menekan biaya gudang data hingga 50% melalui optimalisasi beban kerja. “Untuk menyederhanakan pengaturan dan pengalaman pengguna, teknologi ini juga menyediakan tata kelola, otomasi, dan interaksi serta alat berbasis data yang sudah ada di organisasi,” katanya.