Microsoft mulai mengguncang bisnis Google di browser Google Chrome dengan menyuntikkan modal ke ChatGPT. Raksasa teknologi tersebut dikabarkan akan memberikan ‘kejutan’ pada bulan Maret ini.
Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk menginvestasikan US$ 10 miliar atau sekitar Rp 155,4 triliun ke OpenAI, pemilik ChatGPT. Microsoft pernah menyuntikkan modal OpenAI senilai US$1 miliar pada 2019.
OpenAI didirikan oleh Elon Musk, Sam Altman, dan beberapa peneliti pada 2015. ChatGPT menjadi viral di dunia, termasuk di Indonesia akhir tahun lalu.
“Kalau Microsoft benar-benar menyuntikkan US$ 10 miliar, maka valuasi OpenAI diperkirakan mencapai US$ 29 miliar,” ujar sumber yang mengetahui hal tersebut, dikutip dari The Semafor, Senin (9/1).
Perusahaan modal ventura dilaporkan berpartisipasi dalam menyuntikkan modal OpenAI dalam putaran pendanaan. Hal ini diketahui dari dokumen perjanjian yang dikirimkan kepada calon investor.
Di tengah berita investasi, dikabarkan bahwa mesin pencari (browser) Bing milik Microsoft akan ditenagai oleh AI yang mendukung ChatGPT. Versi ChatGPT dari Bing akan diluncurkan pada akhir Maret.
“Bing akan menjawab banyak permintaan pencarian, bukan hanya menampilkan daftar tautan,” ujar dua sumber yang mengetahui langsung rencana tersebut, dikutip The Information pekan lalu (4/1).
Jika itu terjadi, Bing dapat memperoleh keuntungan dari popularitas ChatGPT dan mengguncang bisnis Chrome Google yang sudah memimpin pasar. Dengan rincian sebagai berikut:
Tapi Google tidak diam. Anak perusahaan Alphabet ini kabarnya meluncurkan layanan berbasis teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) pada Mei 2023, yang akan menjadi pesaing ChatGPT.
Berdasarkan memo dan audio yang diterima The New York Times, kehadiran ChatGPT memaksa Google mengeluarkan ‘kode merah’.
CEO dan perusahaan induk Google, Alphabet, Sundar Pichai dilaporkan mengadakan serangkaian pertemuan untuk memperkuat strategi terkait AI. Pertemuan ini berjuang dengan perubahan tim.
“Karyawan Google juga diminta untuk membuat teknologi alternatif seperti DALL-E,” kata laporan The New York Times, dikutip dari Business Today, bulan lalu (25/12/2022).