Pemerintah berencana merenovasi 22 stadion untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 mulai 10 November hingga 2 Desember 2023. Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akan meninjau stadion tersebut.
Beberapa stadion dinilai sudah memenuhi standar. Di antaranya Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta Pusat, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur, Stadion Manahan di Surakarta, Jawa Tengah, Stadion Jakabaring di Palembang, Sumatera Selatan, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta. di Gianyar-Bali.
“Tentu saat ini kami sedang mempersiapkan semua stadion yang berpotensi menjadi (lokasi) Piala Dunia U-17. Pemerintah juga menyiapkan 22 stadion di Indonesia agar bisa digunakan secara maksimal ke depannya,” kata Dito di Jakarta Pusat, Minggu (2/7).
Pemerintah juga mempertimbangkan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara. Menurut Dito, stadion berkapasitas 82 ribu penonton itu sudah memenuhi standar namun memiliki beberapa rekor.
Pemilihan Stadion GBK menghadapi kendala. Pasalnya, grup musik asal Inggris, Coldplay, akan menggelar konser pada 15 November 2023 di stadion berkapasitas 77.000 penonton.
FIFA menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.)
Terinspirasi oleh Youth Competition di Singapura
Piala Dunia U-17 tahun 2023 akan menjadi edisi ke-19 setelah FIFA pertama kali menyelenggarakannya pada tahun 1985. Turnamen dua tahunan ini terinspirasi dari turnamen serupa yang diselenggarakan di Singapura. Turnamen ini disebut Piala Kota Singa.
Singapura pertama kali menjadi tuan rumah Lion City Cup pada tahun 1977. Piala U-16 dimulai dengan sederhana karena hanya melibatkan dua tim dari Singapura dan satu tim dari negara tetangga Malaysia sebagai pionir.
Tim dari Malaysia mewakili negara bagian Penang, Perak, Johor, Selangor, Pahang dan Kelantan. “Turnamen ini bertujuan untuk mempromosikan pengembangan bakat sepak bola muda di Singapura dan untuk membantu (Asosiasi Sepak Bola Singapura) memelihara pemain muda untuk tim nasionalnya,” tulis Perpustakaan Nasional Singapura di situs webnya.
Menurut The Straits Times, FIFA terkesan dengan keunggulan kompetisi. Sekretaris Jenderal FIFA saat itu Joseph Blatter kemudian mengunjungi negara kota itu pada 1982 untuk mempelajari seluk-beluk Piala Kota Singa.
Blatter mampu meyakinkan Komite Teknis FIFA bahwa Lion City Cup merupakan cara terbaik untuk mengembangkan sepak bola remaja. Akhirnya, FIFA memutuskan untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-16 sendiri.
China menjadi tuan rumah Piala Dunia U-16 pertama pada 1985, sekitar tiga tahun sejak Blatter mengunjungi Singapura. Nigeria berhasil merebut piala dari turnamen yang kala itu masih melibatkan 16 tim.
Jahitan rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.)
Ekspansi Turnamen
FIFA meningkatkan batas usia pemain menjadi 17 dari 16, mengubah turnamen menjadi Piala Dunia U-17 pada tahun 1991. Sejak 2007, jumlah tim yang berpartisipasi juga meningkat dari 16 menjadi 24.
Setelah bertahun-tahun menjadi tuan rumah turnamen putra, FIFA mulai menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 putri pada 2008. Korea Utara memenangkan edisi pertamanya di Selandia Baru.
Untuk turnamen putra, Nigeria menjadi negara dengan kemenangan terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia U-17 dengan lima gelar. Nigeria memenangkan edisi tersebut pada tahun 1985, 1993, 2007, 2013 dan 2015. Diikuti oleh Brasil dan Ghana.