Pemerintah Indonesia kembali menawarkan peluang investasi di Ibukota alias IKN Nusantara, Kalimantan Timur, kepada investor Singapura. Kedua negara telah membangun hubungan erat penuh investasi sejak tahun 1967.
Presiden Joko Widodo membuka peluang tersebut melalui 300 paket investasi senilai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 38,7 triliun dan menjanjikan return yang tinggi. Paket investasi ini mencakup proyek perumahan, transportasi, energi dan teknologi.
Dalam laporan Reutes, Kepala Inspektur Kepulauan Indonesia Bambang Susantono mengatakan pengembalian investasi dalam paket investasi energi diperkirakan antara 11% hingga 13%. Sebab, pembiayaan proyek ini diklaim “akan menguntungkan”.
Tawaran itu ditolak Jokowi saat berbicara dalam konferensi keberlanjutan di Singapura, Rabu (7/5). Perusahaan investasi milik negara Singapura Temasek Holdings adalah penyelenggara konferensi tersebut.
“Ini kesempatan emas yang sangat menarik di Indonesia dan Anda bisa menjadi bagian darinya,” ujar Presiden yang akan pensiun pada 2024 ini.
Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Singapura. (Sekretariat Kabinet)
Berawal dari Ketegangan Daerah
Indonesia dan Singapura resmi menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1967. Sebelumnya, hubungan kedua negara dilakukan melalui kantor penghubung di DKI Jakarta yang didirikan pada akhir tahun 1966.
Ridzwan Dzafir adalah pejabat Singapura yang mengepalai kantor untuk mengawasi perdagangan kedua negara. Dzafir adalah mantan sekretaris pertama di kantor perwakilan Singapura di Kuala Lumpur, Malaysia
Hubungan diplomatik kedua negara terjalin setelah Indonesia mengakhiri penentangannya terhadap pembentukan Federasi Malaysia. Oposisi ini, yang dikenal sebagai kebijakan konfrontasi, terjadi antara tahun 1963 dan 1966.
Singapura memberikan dukungan kepada Malaysia, antara lain dengan memfasilitasi pengerahan pasukan dari negara Persemakmuran lainnya, seperti Australia dan Selandia Baru.
Indonesia sebenarnya telah mengakui kemerdekaan Singapura pada Juni 1966. Namun, menurut situs perpustakaan nasional Singapura, pemerintah setempat menolak tawaran pertukaran perwakilan nasional sebelum Indonesia memulihkan hubungannya dengan Malaysia.
Meski awalnya diselimuti ketegangan regional, Indonesia dan Singapura merupakan dua dari lima negara pendiri Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara alias ASEAN pada 1967. Pembentukan organisasi kawasan ini terjadi hanya sebulan setelah kedua negara meresmikan hubungan diplomatik.
Pada tahun 2000-an, ketegangan kembali mewarnai hubungan kedua negara menyusul larangan ekspor pasir laut. Pemerintah Indonesia menutup keran ekspor komoditas yang dibutuhkan Singapura untuk direklamasi.
Singapura yang memiliki luas 718 kilometer persegi menuding Indonesia mengeluarkan kebijakan tersebut untuk menekannya dalam negosiasi perjanjian ekstradisi dan re-demarkasi perbatasan.
Kedua negara baru menandatangani perjanjian ekstradisi pada Leaders’ Settlement kelima di Bintan, Kepulauan Riau, pada Januari 2022. Setelah itu, Indonesia membuka kembali jalur ekspor pasir laut pada Mei 2023.
Indonesia melakukan ekspor pertama ayam hidup ke Singapura. (Atase Perdagangan KBRI Singapura)
Menuju Hubungan Ekonomi yang Lebih Dekat
Selama lebih dari lima dekade, Singapura telah menjadi mitra dagang, sumber investasi asing (FDI), dan penyumbang utama wisatawan mancanegara bagi Indonesia. Negara ini menempati posisi strategis di salah satu perairan tersibuk di dunia, Selat Malaka.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 ekspor nonmigas (nonmigas) Indonesia ke Singapura mencapai US$ 9,73 miliar. Nilai tersebut setara dengan 3,53% dari total ekspor barang selain migas dan menjadikan Indonesia sebagai pasar ekspor ketujuh terbesar.
Sebaliknya, Indonesia mengimpor barang nonmigas dari Singapura hingga US$ 9,02 miliar pada tahun 2022. Nilai impor tersebut setara dengan 4,58% dari total impor nonmigas dan menjadikan Singapura sumber impor terbesar ketujuh.
Kementerian Penanaman Modal juga melaporkan investor Singapura menyumbang US$ 13,3 miliar terhadap realisasi FDI pada 2022. Realisasi investasi asing langsung merupakan yang terbesar, diikuti oleh investor China.
Turis dari Singapura juga termasuk tamu asing utama di Indonesia. Menurut BPS, kunjungan wisatawan mancanegara dari Singapura akan mencapai 282 ribu pada tahun 2022. Kunjungan tersebut mencapai 12,6% dan merupakan yang terbesar kedua.