liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Sejarah ASEAN, Organisasi yang Akan Dipimpin Indonesia 2023

Indonesia akan memimpin Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 2023. Kepemimpinan ini akan memperpanjang rekor kontribusi Indonesia dalam sejarah organisasi kawasan ini.

Indonesia menerima tongkat estafet kepemimpinan ASEAN dari Kamboja pada KTT November 2022 di Phnom Penh, Kamboja. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kursi ini secara simbolis dari Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.

“Merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023,” kata Presiden Jokowi. “Kepemimpinan Indonesia akan (mengangkat tema) ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.”

Indonesia akan memimpin ASEAN segera setelah RI selesai memimpin organisasi negara terkaya di dunia, Group of 20 (G20). Hal ini menandai kelanjutan diplomasi Indonesia di forum strategis internasional.

(Baca: Bank Dunia Sebut Indonesia Salah Satu Kandidat Superstar Ekonomi ASEAN)

Sejak awal, Indonesia telah berkontribusi pada ASEAN. Pada tahun 1967, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina membentuk organisasi regional ini. Sebagai Menteri Luar Negeri saat itu, Adam Malik mewakili Indonesia.

Perwakilan dari kelima negara ini bertemu di Bangkok dan melakukan negosiasi yang kemudian disebut sebagai “diplomasi pakaian olahraga” (atau diplomasi pakaian olahraga). Setelah bertukar pandangan, mereka kemudian menandatangani deklarasi yang membentuk ASEAN. Ini juga dikenal sebagai Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok.

Pendiri mengarahkan ASEAN untuk menjadi forum kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, pendidikan dan lainnya. Selain itu, organisasi yang mewakili 3,4% ekonomi dunia ini juga bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas.

Tujuan terakhir ini terkait dengan konteks pembentukan ASEAN. Ide pembentukan ASEAN sebenarnya pertama kali muncul ketika Thailand menjadi penengah dalam sengketa antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

ASEAN juga berdiri pada saat sebagian besar dunia terbagi menjadi dua kubu di tengah Perang Dingin. Vietnam saat itu masih terlibat perang terkait ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Saat menyampaikan pidato penandatanganan Deklarasi ASEAN, Adam Malik mengatakan Indonesia memiliki visi bahwa Asia Tenggara akan berkembang menjadi “kawasan yang dapat berdiri sendiri (dan) kuat untuk menahan pengaruh negatif dari luar kawasan.”

Pada tahun 1976, Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN pertama di Bali. Pada pertemuan ini, negara-negara anggota menandatangani kesepakatan untuk hidup berdampingan yang disebut Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Hal ini menandai institusionalisasi ASEAN.

ASEAN kemudian menjadi lebih besar pada 1980-an dan 1990-an. Brunei Darussalam menjadi anggota tambahan pertama yang bergabung pada tahun 1984. Vietnam bergabung pada tahun 1995, enam tahun setelah berakhirnya Perang Dingin secara simbolis.

Laos dan Myanmar kemudian bergabung pada tahun 1997, ketika krisis keuangan Asia melanda wilayah tersebut. Kamboja bergabung pada tahun 1999, meskipun telah mendaftar untuk bergabung dua tahun sebelumnya. ASEAN telah menolak keanggotaan Kamboja karena kudeta di negara itu.

Pada tahun 2022, ASEAN akan mencatat sejarah baru dengan keikutsertaan Timor Leste yang secara resmi dideklarasikan pada KTT di Phnom Penh, Kamboja. Ini mengakhiri proses yang telah dimulai sejak 2002.

Terlepas dari pencapaiannya, krisis, baik internal maupun yang melibatkan non-anggota, telah mewarnai sejarah ASEAN. Ketegangan di Laut Cina Selatan telah memaksa negara-negara anggota untuk memikirkan kembali pusat ASEAN.

Sementara itu, krisis pengungsi Rohingya yang meletus pada 2017 mendorong ASEAN untuk mempertimbangkan kembali prinsip non-intervensi yang telah lama mendukung hubungan antar negara anggota.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia mengambil peran bukan hanya sebagai pendiri. Pembuat kebijakan dan pemerhati menganggap Indonesia sebagai pemimpin de facto atau primus inter pares organisasi regional ini. Kepemimpinan di tahun 2023 akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk memenuhi harapan tersebut.