Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai pelopor kecerdasan buatan atau ‘Godfather of AI’, menegaskan bahwa dirinya berhenti bekerja di Google minggu lalu. Ini dilakukan untuk memberi sinyal bahwa mungkin ada efek berbahaya dari teknologi yang dia bantu kembangkan.
Dikutip dari New York Times, Hinton memelopori karya berupa jaringan netral untuk membentuk sistem kecerdasan buatan yang menggerakkan banyak produk saat ini. Dia bekerja paruh waktu di Google selama lebih dari satu dekade dalam upaya pengembangan AI raksasa teknologi itu. Namun di saat yang sama, ia khawatir teknologi yang diciptakan akan menimbulkan kerugian yang serius.
“Saya menghibur diri dengan alasan biasa: Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya,” kata Hinton kepada New York Times, yang pertama kali melaporkan keputusannya, dikutip Rabu (3/5).
Dalam sebuah tweet pada hari Senin, Hinton mengatakan dia meninggalkan Google sehingga dia dapat berbicara dengan bebas tentang risiko AI, bukan karena keinginan untuk secara khusus mengkritik Google.
“Saya pergi agar saya dapat berbicara tentang bahaya AI tanpa mempertimbangkan bagaimana ini memengaruhi Google. Google telah bertindak sangat bertanggung jawab,” kata Hinton dalam tweet.
Berdasarkan laporan CNN, Jeff Dean, Kepala Ilmuwan Google, mengatakan Hinton telah membuat penemuan mendasar dalam AI dan menyatakan penghargaan atas kontribusi Hinton di Google selama lebih dari satu dekade.
“Kami tetap berkomitmen pada pendekatan AI yang bertanggung jawab. Kami terus belajar memahami risiko yang muncul sambil berinovasi dengan berani,” ujar Dean dalam keterangan yang diberikan kepada CNN, Rabu (3/5).
Keputusan Hinton untuk mundur dari perusahaan dan berbicara tentang teknologi muncul ketika semakin banyak pembuat undang-undang, kelompok advokasi, dan orang dalam teknologi telah meningkatkan kesadaran akan potensi chatbot bertenaga AI baru untuk menyebarkan informasi yang salah dan menggantikan pekerjaan manusia.
Lonjakan perhatian seputar ChatGPT akhir tahun lalu membantu memperbarui ‘gencatan senjata’ di antara perusahaan teknologi untuk mengembangkan dan menerapkan alat AI serupa dalam produk mereka. OpenAI, Microsoft, dan Google berada di garis depan tren ini. Di sisi lain, IBM, Amazon, Baidu, dan Tencent sedang mengerjakan teknologi serupa.