liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Pekerjaan Manusia Terancam Diganti AI, Ini Komentar Kominfo

Beberapa penelitian memperkirakan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat menghilangkan pekerjaan manusia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan pendapatnya terkait hal ini.

Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan mengatakan, AI diciptakan oleh manusia, tidak mungkin manusia mau digantikan oleh AI.

“Oleh karena itu etika perlu dikembangkan,” ujarnya dalam jumpa pers di Kominfo Media Center Jakarta, Kamis (13/4). Menurutnya, masih terlalu dini untuk melihat akhir dari teknologi ini.

Semuel menuturkan, AI justru akan membantu manusia untuk lebih produktif dalam kesehariannya.

“Baik pekerjaan sosial (social work), akan lebih menghemat waktu produktif,” ujarnya. “Harus ada arah, bukan sebaliknya.”

Teknologi AI adalah salah satu bentuk transformasi digital, yang kesemuanya berimplikasi pada hilangnya lapangan pekerjaan. Misalnya, gerbang tol gantung yang sudah diotomatisasi.

Lebih lanjut dikatakannya dalam memandang setiap perkembangan, terutama teknologi, harus human oriented atau berpusat pada manusia. “AI meniru apa yang dimiliki manusia dengan ukuran yang ditentukan dan dikumpulkan satu per satu,” ujarnya.

Sementara itu, Samuel menyatakan masih melihat sisi baik dari teknologi kecerdasan buatan ini.

Hammam Riza, Ketua Inovasi Industri Collaborative and Artificial Intelligence (Korika), mengatakan dasar membangun AI adalah AI etis.

“Ini juga bagian dari rekomendasi 149 anggota UNESCO pada Desember lalu,” ujarnya. “Siapkan rekomendasi untuk menerapkan etika AI.”

Perkembangan teknologi AI dikhawatirkan tidak dibangun secara etis. AI diharapkan menjadi AI yang bertanggung jawab, yaitu AI yang bertanggung jawab. Juga, AI yang andal adalah AI yang andal.

Ia menjelaskan penggunaan berbagai aplikasi di internet dengan pasti, bahwa ia tidak melakukan atau menggunakan aplikasi yang menyesatkan dan merugikan manusia.

“Jadi ini yang perlu kita jaga sejak kita bangun AI ini,” ujarnya.

Menurutnya, kemajuan teknologi ini tidak bisa dihentikan. Hal ini sama seperti ketika internet pertama kali lahir pada tahun 1980-an, namun kini internet sudah menjadi kebutuhan.

“Kini, setiap saat, setiap orang akan memiliki asisten virtual atau asisten AI,” ujarnya.

Forum Ekonomi Dunia memperkirakan AI akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2025.

Di sisi lain, WEF juga memperkirakan AI akan menciptakan sekitar 97 juta pekerjaan baru dalam periode yang sama.

“Tidak bisa dipungkiri, perkembangan AI berdampak pada pasar tenaga kerja saat ini dan terlebih lagi di masa mendatang,” ungkap studi INDEF yang dikutip Katadata.co.id, Jumat (10/3).

Kepala Pusat Ekonomi Digital dan Institute of Economic and Financial Development (Indef) PKS Eisha M Rachbini mengatakan aplikasi AI memiliki potensi pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkannya di Industri 4.0 karena dapat mengurangi produksi. Namun, aturan dan kebijakan yang diadopsi harus memprioritaskan penggunaan teknologi yang etis dan aman serta mempromosikan privasi dan perlindungan data.

“Kita harus sama-sama memahami bahwa AI sebenarnya bekerja sebagai alat untuk membantu masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, bukan sebaliknya, kita akan dikendalikan oleh alat-alat tersebut,” ujarnya.

Eisha mengatakan diperlukan kebijakan dan strategi implementasi Industri 4.0 yang menggunakan AI dan teknologi inovatif lainnya untuk mendorong investasi, salah satunya dengan pemberian insentif.

Selain itu, kebijakan dan strategi juga difokuskan pada pengembangan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penciptaan ekosistem inovasi, penelitian dan pengembangan yang mendukung penggunaan AI dan pengembangan industri 4.0.

“Bagaimana ekosistem inovasi, riset dan pengembangan ini bisa berjalan dengan baik, sehingga akan mengembangkan riset dan inovasi teknologi ke depan,” ujarnya.