liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Nilai 5G di Sektor Tambang Global Diprediksi Capai Rp 195 T pada 2029

Pertumbuhan penggunaan teknologi 5G di industri pertambangan diperkirakan akan tumbuh pesat dalam enam tahun ke depan. Hal ini tertuang dalam laporan penelitian yang dirilis oleh Aritzon Advisory & Intelligence.

Mengutip mining-technology.com, Selasa (21/3), nilai pasar industri 5G di sektor pertambangan diperkirakan mencapai US$ 2,15 miliar atau setara Rp 32,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.305,55/US. $) tahun ini. Ini.

Nilainya diperkirakan mencapai US$ 12,75 miliar atau Rp 195,14 triliun pada 2029. Antara 2023 dan 2029, ukuran pasar diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 34,55%.

Dengan meningkatnya permintaan logam baterai seperti lithium, banyak perusahaan mencari 5G untuk merampingkan operasi mereka. Penggunaan 5G di seluruh dunia dalam pertambangan telah meningkat, dengan Cisco, Hitatchi Energy, dan Huawei menjadi pemain utamanya.

Huawei misalnya, baru-baru ini mengumumkan kemitraan dengan Debswana untuk meluncurkan proyek tambang berlian pintar berorientasi 5G pertama di dunia di Botswana.

Permintaan terbesar untuk teknologi 5G akan datang dari sektor pertambangan permukaan dengan nilai pasar sebesar US$1,5 miliar pada tahun 2023. Teknologi 5G dapat digunakan di semua aspek proses penambangan permukaan, dan semakin banyak digunakan untuk operasi tanpa awak.

Dari segi wilayah, Asia-Pasifik mendominasi penggunaan 5G di pasar pertambangan, dengan perkiraan nilai US$ 860 juta pada tahun 2023. China dan Indonesia adalah dua negara yang menyaksikan penerapan teknologi pertambangan 5G secara signifikan.

Sedangkan Australia dan Thailand saat ini sedang dalam tahap uji coba. Kawasan Eropa juga diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan pasar diprediksi tumbuh pada CAGR sebesar 29,38%.

Prospek yang tinggi ini terkait erat dengan maraknya teknologi berbasis cloud di industri pertambangan. Penyebutan cloud meningkat sebesar 15% di industri pertambangan pada Q3-2022, dan dengan kunci komunikasi nirkabel yang andal untuk sistem komputasi awan yang berfungsi dengan baik, tidak heran industri pertambangan beralih ke teknologi 5G untuk mendukungnya.

Meningkatnya penerapan AI di pertambangan juga diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan 5G di industri pertambangan.