Amazon baru saja mengumumkan kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN pada Minggu, 13 November 2022. Dalam kerja sama ini, PLN akan memasok listrik untuk operasional Amazon Web Services (AWS) di Indonesia.
Pasokan listrik ini akan menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kolaborasi antara Amazon dan PLN akan menghasilkan empat PLTS dengan total kapasitas 210 megawatt (MW).
Keempat PLTS tersebut adalah PLTS Bali Barat (25 MW), PLTS Bali Timur (25 MW), PLTS Karangkates (100 MW), dan PLTS Saguling (60 MW). Dalam dua tahun ke depan, Amazon akan mendapatkan listrik bersih dari PLN dengan emisi nol karbon.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan kerja sama ini merupakan landasan penting untuk kerja sama yang lebih erat di masa mendatang.
“Saya berharap akan lebih banyak lagi kerjasama dengan perusahaan yang peduli lingkungan seperti ini di Indonesia,” ujarnya pada acara penandatanganan kesepakatan di Nusa Dua, Bali.
Amazon adalah Pembeli EBT Terbesar di Dunia
Kemitraan antara Amazon dan PLN ini merupakan bagian dari rencana Amazon yang lebih besar. Perusahaan Jeff Bezos menargetkan 100% operasinya didukung oleh EBT pada tahun 2025. Ini lebih cepat dari target awal tahun 2030.
Pada tahun 2022, sekitar 85% pasokan energi Amazon akan menggunakan energi terbarukan. Artinya, ambisi Amazon tinggal beberapa langkah lagi untuk terwujud.
Untuk mencapai target tersebut, Amazon menjadi perusahaan EBT yang paling “rakus”. Pada akhir tahun 2021, Amazon mengumumkan 18 proyek pembangkit listrik EBT di seluruh dunia. Ini menjadikannya perusahaan pembeli EBT terbesar di dunia.
Jumlah proyek EBT baru terus meningkat sejak saat itu. Per September 2022, Amazon memiliki total 379 proyek EBT di 21 negara di seluruh dunia. Ini terdiri dari 202 proyek di Amerika Utara, 117 di Eropa, 57 di Asia Pasifik, 1 di Timur Tengah, 1 di Afrika, dan 1 di Amerika Selatan.
“Kami sedang membangun proyek energi angin dan matahari untuk kantor, gudang penyimpanan, pusat data, dan toko kami yang melayani jutaan pengguna di seluruh dunia,” kata CEO Amazon Web Services (AWS) Adam Selipsky dalam siaran pers September 2022. .
Total kapasitas energi yang dihasilkan dari semua proyek tersebut mencapai 50.000 Gigawatt jam (GWh) setiap tahunnya. Kapasitas energi ini setara dengan energi yang dibutuhkan oleh 4,6 juta rumah tangga AS setiap tahunnya.
Memimpin Dana Janji Iklim
CEO Amazon Jeff Bezos mengatakan transisi energi juga menjadi tanggung jawab pelaku bisnis. Untuk itu, para pelaku bisnis perlu mengubah cara pandangnya.
“Banyak pemimpin bisnis dan pemerintah ingin berani dan mengurangi kerusakan lingkungan, tetapi mereka khawatir hal itu akan meningkatkan biaya dan menghambat pertumbuhan,” kata Bezos, dalam acara KTT B20 pada Senin, 14 November 2022 di Nusa Dua, Bali.
Namun, menurut salah satu orang terkaya di dunia, tindakan melawan perubahan iklimlah yang dapat meningkatkan efisiensi sumber daya, mendorong teknologi baru, mengurangi ketidakpastian, dan menghasilkan peluang baru. Pemahaman baru inilah yang mendorong Amazon untuk membuat janji iklim dan menetapkan tujuan untuk mencapai karbon nol bersih pada tahun 2040.
Ikrar iklim Amazon diterapkan pada 2019. Ikrar iklim tidak hanya ditandatangani oleh Amazon tetapi juga ratusan perusahaan di seluruh dunia. Per April 2022, ikrar iklim telah ditandatangani oleh 300 perusahaan termasuk Best Buy, IBM, Microsoft, Pepsico, dan Unilever.
Tidak hanya itu, Amazon juga banyak berinvestasi dalam pendanaan perjanjian iklim. Mengutip situsnya, Amazon telah menginvestasikan US$2 miliar (sekitar Rp31,3 triliun) untuk layanan dan solusi dekarbonisasi dalam pembiayaan.