Microsoft menyebut banyak startup Indonesia yang tertarik menggunakan teknologi ChatGPT. Platform chatbot berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) besutan OpenAI ini memang sedang viral di dunia termasuk Indonesia.
Azure GTM Microsoft Indonesia Leader Fiki Setiyono menyatakan anggota program Microsoft Founders Hub meminta bantuan untuk mengadopsi ChatGPT dalam dua bulan terakhir.
“Salah satunya startup Botika, teknologi chatbot yang diinfuskan dengan teknologi OpenAI,” ujar Fiki kepada Katadata.co.id di Jakarta, Kamis (16/3).
Chatbot Botika sekarang dapat menangani percakapan yang lebih alami seperti ChatGPT. “Ini hanya satu. Banyak startup yang bergerak ke arah itu,” katanya.
Pemula yang terlibat dalam pemasaran email atau pemasaran digital juga sedang menjajaki kemampuan teknologi ChatGPT. “Jadi kemampuan seperti itu. Ini dapat digunakan oleh startup pemasaran digital untuk membantu menulis email secara otomatis,” katanya.
Fiki mengatakan startup yang ingin mengadopsi teknologi tersebut dapat menggunakan Azure OpenAI, yang menawarkan GPT atau teknologi di belakang ChatGPT, yang dibutuhkan secara komersial.
Azure OpenAI juga berfokus untuk menawarkan layanan yang aman dalam hal data dan keamanan dari serangan dunia maya.
Dalam hal aksesibilitas, Fiki menjelaskan salah satu prinsip pengembangan teknologi Microsoft adalah inklusi. “Jadi setiap teknologi yang kami kembangkan, kami pastikan bisa digunakan tidak hanya oleh orang-orang yang siap secara fisik saja,” ujarnya.
CEO and CTO GDP Labs CTO GDP Venture On Lee mengatakan startup kini perlu menciptakan layanan berbasis teknologi melalui kolaborasi. “Misalnya AI, blockchain, cloud, dan data,” ucapnya.
Untuk mulai mengadopsi teknologi, Lee mengatakan startup harus memiliki dua hal, yaitu:
Pola pikir untuk tumbuh dan mencapai profitabilitas Bersedia mempelajari setiap teknologi baru yang muncul