Harga emas perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang Tbk alias Antam melanjutkan tren kenaikan menyusul ambruknya Silicon Valley Bank (SVB). Logam mulia ini sekali lagi menjadi surga bagi investor saat pasar saham jatuh.
Antam mencatat harga emas mencapai Rp 1.063.000 per gram pada Jumat (17/3). Ini menandai kenaikan 4,2% dari harga pada 8 Maret 2023 atau dua hari sebelum runtuhnya SVB yang menarik perhatian publik.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,4% menjadi 6.599,48 pada pembukaan pagi ini dibandingkan penutupan pada 8 Maret 2023.
Pasar saham anjlok saat SVB menyatakan bangkrut pada 10 Maret 2023. Ini adalah kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah di Amerika Serikat. Bank, yang populer di ekosistem startup, runtuh setelah penarikan besar-besaran oleh pelanggan.
Antam Emas. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.)
Mengapa Investor Beralih ke Emas dalam Krisis?
Pola yang berbanding terbalik dengan emas dan harga saham cenderung muncul saat krisis seperti ini terjadi. Daya tahan emas membuat aset ini dianggap aman atau terjamin oleh investor. Seperti yang dikatakan protagonis Harry Angstrom dalam novel John Updike, Rabbit, Run, “Keindahan emas adalah ia menyukai berita buruk.”
Ekonom Dirk Baur dan Thomas McDermott mengatakan, emas terbukti sebagai aset yang aman dan perlindungan aset (lindung nilai) di pasar utama Eropa dan AS. Temuan ini didasarkan pada analisis data antara tahun 1979 dan 2009.
Ekonom dari Australia dan Irlandia mendefinisikan aset yang aman sebagai aset yang memiliki korelasi negatif dengan aset atau portofolio lain selama periode waktu tertentu. Pola ini biasanya terjadi saat pasar modal mengalami penurunan.
“Melihat periode krisis tertentu, kami menemukan bahwa emas adalah safe haven yang kuat untuk sebagian besar pasar di negara maju selama puncak krisis keuangan terakhir,” tulis kedua ekonom tersebut dalam jurnal Is Gold a Safe Haven? Bukti Internasional diterbitkan pada tahun 2009.
Antam Emas. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.)
Harga Emas Saat Krisis
Harga riil emas global, menurut Baur dan McDermott, telah melampaui US$ 2.000 per ons di tengah maraknya inflasi dan resesi global menyusul krisis minyak tahun 1970-an.
Ketahanan emas juga terlihat pada krisis lain, antara lain krisis keuangan global pada 2008 dan pandemi COVID-19 pada 2020. Harga emas Antam, misalnya, mencapai Rp 1.065.000 per gram pada 7 Agustus 2020 di tengah resesi ekonomi akibat pandemi.
Berdasarkan data di AS, Baur dan McDermott berpendapat bahwa keputusan investor untuk membeli emas selama krisis berakar pada kecenderungan perilaku terkait sejarah emas sebagai mata uang, penyimpan nilai, dan aset yang aman.
Emas sebagai penyimpan nilai menunjukkan persepsi investor bahwa logam mulia ini merupakan aset yang mampu mempertahankan nilainya tanpa depresiasi.