liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Mengenal FMC, Pola Bisnis Hasil Merger Telkomsel dan Indihome

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memisahkan unit usaha yang bergerak di bidang penyedia layanan internet rumahan, Indonesia Digital Home atau IndiHome, dari perusahaan induknya. Hal ini dilakukan sejalan dengan rencana penggabungan usaha antara IndiHome dan Telkomsel untuk mengubah dan menciptakan model bisnis baru yaitu konsep Fixed Mobile Convergence (FMC).

Lalu, apa sebenarnya definisi FMC, dan seperti apa pola bisnis FMC yang sudah berjalan di berbagai belahan dunia?

Model bisnis FMC adalah konvergensi sistem komunikasi tetap dan seluler seperti yang ditunjukkan oleh konvergensi terminal, jaringan, dan layanan.

FMC dinilai mampu menghasilkan generasi baru modernisasi layanan telekomunikasi, serta memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk dapat menikmati layanan melalui jaringan tetap dan bergerak yang terintegrasi. Teknologi FMC menjanjikan layanan komunikasi yang selalu aktif bagi pelanggan yang melakukan aktivitas mobile atau fixed.

Pada dasarnya, FMC bukanlah hal baru. Model bisnis ini telah menjadi strategi perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia sejak tahun 2005 untuk meraih keuntungan. Bisnis FMC dilakukan di beberapa negara seperti China, Singapura dan Australia.

Dari sudut pandang teknis, kombinasi layanan broadband dan seluler akan memungkinkan kedua jaringan untuk saling mendukung jika terjadi penurunan. Tidak hanya itu, bisnis ini juga menghasilkan efisiensi dari berbagai lini, baik belanja modal, pemasaran, teknologi, sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal.

Permintaan Tinggi, Pasokan Minimum

Intensitas penggunaan internet yang tinggi di era pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat menuntut kualitas layanan internet yang lebih stabil. Ini hanya dapat dipenuhi dengan layanan broadband tetap daripada layanan broadband seluler atau seluler. Namun pada kenyataannya, tidak semua wilayah tercakup oleh layanan fixed broadband.

Berdasarkan data International Telecommunication Union (ITU), jumlah pengguna internet fixed broadband di Indonesia hanya 10,71 juta pelanggan. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pelanggan seluler yang saat ini memiliki 180 juta pelanggan dengan kepemilikan 330 juta nomor seluler.

Sebagai informasi, survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2021 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Jumlahnya mencapai 196 juta pengguna atau 73,7% dari total populasi, atau meningkat 8,9% dari capaian tahun sebelumnya.

Meski permintaan meningkat, penetrasi jaringan internet fixed broadband di Indonesia masih minim. Data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) tahun 2021 menunjukkan penetrasi fiber optic ke rumah tangga baru sekitar 10,45% dari total wilayah di Indonesia.

Secara rinci, penetrasi jaringan serat optik ke rumah tangga di Pulau Jawa adalah yang terbesar, yakni 12,84%. Selanjutnya, Kalimantan 11,42%, Bali dan Nusa Tenggara 7,63%, Sulawesi 6,74%, Sumatera 5,78%, Maluku dan Papua 5,37%.

Laporan Asosiasi Telematika Indonesia (Mastel) bertajuk Indonesia’s ICT Industry Survey mengungkapkan bahwa masalah infrastruktur masih menjadi penghambat penetrasi internet. Menggelar jaringan internet merupakan investasi padat modal yang membutuhkan dana besar. Akibatnya, penetrasi fiber optic masih sangat terbatas.

Investasi jaringan fixed broadband di Indonesia cenderung menurun tajam selama pandemi Covid-19. Sejumlah penyedia jaringan menghentikan operasi, berhenti menggunakan infrastruktur, dan mengancam akan gulung tikar.

Jelas, survei internal APJATEL menyimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan mengalami penurunan bisnis selama pandemi Covid-19. Dari 54 anggota APJATEL, 84% perusahaan menunda pembayaran, 76% mengurangi kapasitas, dan 80% lainnya menghentikan layanan.

Selain itu, 62% perusahaan penyedia jaringan tidak tumbuh selama pandemi, dan 48% responden mengatakan mereka tidak akan bertahan enam bulan tanpa investasi.

Dalam laporannya, Bank Dunia menekankan minimnya persaingan bisnis fixed broadband di Indonesia yang berdampak pada kualitas layanan internet dan keterjangkauan tarif. Perlu diketahui bahwa kecepatan download internet fixed broadband di Indonesia hanya 20,13 Mbps. Bandingkan dengan Singapura yang mencapai 197,26 Mbps, yang hampir 20 kali lebih cepat dari Indonesia.

Berdasarkan laporan Bank Dunia, sebanyak 87% pelanggan fixed broadband di Indonesia menggunakan layanan IndiHome. Layanan dari PT Telkom Indonesia Tbk ini memiliki 8 juta pelanggan sepanjang tahun 2020. Jumlah tersebut meningkat sekitar 1 juta pelanggan dibandingkan tahun sebelumnya.