Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengingatkan perusahaan teknologi untuk memastikan produk kecerdasan buatan (AI) mereka aman, sebelum dirilis ke publik.
Pernyataan tersebut disampaikan Biden dalam pertemuan dengan Dewan Penasihat Sains dan Teknologi AS pada Selasa (4/4) waktu setempat. Pertemuan tersebut membahas risiko dan peluang yang muncul dari kemajuan pesat kecerdasan buatan untuk pengguna individu dan keamanan nasional.
Dikutip dari APNews, Biden menyebut pihaknya masih belum bisa memastikan apakah kecerdasan buatan itu berbahaya atau tidak. Karena itu, Biden mengingatkan perusahaan teknologi untuk selalu bertanggung jawab atas keamanan produknya.
“Masih harus dilihat. Mungkin (AI berbahaya). AI dapat membantu mengatasi beberapa tantangan sulit di masyarakat, seperti penyakit dan perubahan iklim, tetapi juga harus mengatasi potensi risiko terhadap masyarakat, ekonomi, dan keamanan nasional,” Biden kepada anggota dewan yang termasuk akademisi dan eksekutif dari Microsoft dan Google.
Diketahui, Microsoft dan Google merupakan perusahaan teknologi yang memproduksi kecerdasan buatan, masing-masing bernama ChatGPT dan Bard.
Kecerdasan buatan telah menjadi topik hangat dalam beberapa bulan terakhir, setelah peluncuran chatbot AI ChatGPT yang populer. Teknologi baru tersebut memicu persaingan di antara raksasa teknologi untuk menghasilkan alat serupa, sekaligus meningkatkan kepedulian etis dan sosial terhadap teknologi yang dapat menghasilkan prosa atau citra yang mirip dengan karya manusia.
Rebecca Finley, CEO Kemitraan di AI mengatakan, “Munculnya alat AI yang mudah digunakan dapat menghasilkan konten manipulatif dan media sintetis yang terlihat realistis yang dikenal sebagai deepfakes.
Dalam pertemuan tersebut, Biden juga membahas pentingnya melindungi hak dan keamanan untuk memastikan inovasi yang bertanggung jawab dan perlindungan yang tepat.
Menurut Gedung Putih, pertemuan itu juga untuk menegaskan kembali seruan Biden agar Kongres mengesahkan undang-undang untuk melindungi anak-anak dan membatasi pengumpulan data oleh perusahaan teknologi.
Russell Wald, Penjabat Direktur Kebijakan Komunitas di Stanford Institute for Human-Centered Artificial Intelligence, mengatakan AS mengambil pendekatan untuk mengembangkan AI secara komersial, di tengah keputusan Pemerintah Italia untuk sementara memblokir ChatGPT karena masalah privasi data.
“Pernyataan Biden sepertinya tidak akan mengubah itu, tetapi Biden menyiapkan panggung untuk dialog nasional tentang topik tersebut dengan meningkatkan perhatian pada AI, yang sangat dibutuhkan,” kata Wald seperti dikutip APNews, Rabu (5/4).
Tahun lalu, Administrasi Biden meluncurkan serangkaian rencana jangka panjang yang bertujuan mencegah bahaya yang disebabkan oleh sistem AI yang muncul, termasuk pedoman tentang cara melindungi data pribadi orang dan membatasi pengawasan.
Cetak Biru untuk AI Bill of Rights tidak menentukan tindakan penegakan khusus, tetapi dimaksudkan sebagai ajakan untuk bertindak bagi pemerintah AS untuk melindungi hak-hak digital dan sipil di dunia yang digerakkan oleh AI.