Dirjen Imigrasi Silmy Karim memastikan data biometrik berupa sidik jari dan wajah pemegang paspor Indonesia aman. Dia juga mengatakan tidak akan ada kebocoran database Imigrasi pada tahun 2023.
Hal ini menanggapi perbincangan di media sosial saat ini tentang 34 juta data paspor Indonesia yang diduga bocor dan diperdagangkan di situs bjork.ai.
Tim dari Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian (SISTIK) dan Direktorat Intelijen Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi sedang melakukan penyelidikan atas rumor kebocoran data paspor Indonesia. Investigasi dilakukan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Hasil investigasi sementara menunjukkan tidak ada data biometrik paspor Indonesia yang bocor. Data biometrik paspor dan data pendukung pengajuan paspor semuanya aman,” kata Silmy dalam keterangan media yang diterima Katadata, Selasa (11/7).
Silmy melanjutkan, data yang dibocorkan diduga merupakan data teks, dimana struktur data tersebut bukan data yang digunakan oleh Ditjen Imigrasi.
“Ditjen Imigrasi sedang mengimplementasikan ISO 270001-2022. Sertifikat ISO akan diterbitkan pada Juli 2023. Ditjen Imigrasi terus meningkatkan pengamanan data,” ujarnya.
ISO 270001-2022 adalah standar sistem manajemen keamanan informasi yang memberikan daftar persyaratan kepatuhan yang dapat disertifikasi oleh organisasi dan profesional. Standar ISO ini membantu organisasi membangun, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi.
Saat ini data paspor Indonesia disimpan di Pusat Data Nasional atau PDN Kominfo. Untuk itu Ditjen Imigrasi berkoordinasi dengan Kominfo dan BSSN dalam hal pemeliharaan dan peningkatan keamanan database Keimigrasian.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dan khawatir jika ingin mengajukan paspor Indonesia dan mengunggah data diri untuk kepentingan tersebut,” ujar Silmy.
Sebelumnya, 34 juta data paspor Indonesia dikabarkan bocor dan diperjualbelikan di situs bjork.ai. Data yang disebarluaskan kepada publik merupakan data pemerintah periode 2009-2020.
Hal itu diungkapkan Firma Cyber Security Consultant Aprianto dalam cuitan di akun Twitternya @secgron. “Bagi yang sudah memiliki paspor, selamat karena 34 juta data paspor baru saja bocor dan diperjualbelikan.”
“Data yang dipastikan bocor antara lain nomor paspor, tanggal kadaluarsa paspor, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin dll. Selama ini @kemkominfo dan @BSSN_RI ngapain?” kata Teguh, Rabu (5/7).
Pria yang merupakan pendiri Ethical Hacker Indonesia ini menjelaskan, pelaku juga memberikan sampel 1 juta data di portal tersebut. “Kalau melihat sampel data yang diberikan, datanya terlihat valid, masa berlakunya dari tahun 2009-2020,” tulisnya.