Fenomena titik balik matahari akan terjadi besok (21/12). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan dampak fenomena tersebut terhadap alam di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Sebelumnya, pesan berantai sempat viral di media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp yang mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah besok, karena fenomena titik balik matahari. Peneliti BRIN Space Research Center Andi Prince mengatakan hal itu tidak benar.
“Efek titik balik matahari yang dirasakan manusia tidak separah yang dikisahkan,” kata Andi seperti dikutip dari laman BRIN Science Education, akhir pekan lalu (16/12).
Apa itu titik balik matahari?
Titik balik matahari berasal dari kata Latin solstitium, yang terdiri dari dua kata. Sol artinya matahari dan stitium artinya tempat berhenti, berhenti, atau kembali.
Oleh karena itu, fenomena titik balik matahari sering disebut sebagai fenomena titik balik matahari.
Solstice adalah peristiwa ketika matahari berada di titik paling utara atau paling selatan relatif terhadap ekuator langit, ketika mengalami gerakan tahunan yang signifikan. Solstice terjadi dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember.
Titik balik matahari terjadi karena sumbu bumi miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau sumbu kutub utara-selatan ekliptika, saat bumi berputar dan mengorbit matahari.
Fenomena titik balik matahari terjadi pada bulan Juni. Saat itu, kutub utara dan belahan bumi utara miring ke arah matahari. Sedangkan kutub selatan dan belahan bumi selatan mengarah menjauhi matahari.
Sedangkan besok adalah kebalikan dari bulan Juni. Kutub selatan dan belahan bumi selatan terkadang miring ke arah matahari. Kemudian kutub utara dan belahan bumi utara menjauhi matahari.
Fenomena Solstice (Pendidikan BRIN)
Efek dari Fenomena Solstice
Secara umum, titik balik matahari mempengaruhi pergerakan harian matahari yang tampak seperti terbit, puncak dan terbenam, dan intensitas radiasi yang diterima oleh permukaan bumi. Ini kemudian mempengaruhi panjang siang dan malam, serta pergantian musim.
Efek dari titik balik matahari Desember adalah sebagai berikut:
Zenit matahari paling selatan adalah pada siang hari, kecuali di daerah yang terletak di titik balik matahari selatan alias 23,44 derajat lintang selatan. minimum untuk lintang sedang di Belahan Bumi Utara Matahari akan terbit antara timur dan tenggara untuk lintang lebih dari 56 derajat Siang akan lebih panjang dari malam di Belahan Bumi Selatan Malam akan lebih panjang dari siang di Belahan Bumi Utara Fenomena matahari tengah malam terjadi pada kutub selatan, karena miring ke arah matahari Terjadi fenomena malam (kutub malam) di kutub utara. , karena jauh dari matahari Terdapat puncak musim panas di lintang selatan belahan bumi selatan Terdapat puncak musim dingin di belahan bumi utara dengan lintang sedang Terdapat puncak musim hujan di lintang rendah baik di belahan utara maupun selatan belahan bumi
Sedangkan sebagian besar wilayah Indonesia berada di belahan bumi selatan.
Andi mengatakan, fenomena titik balik matahari memang terjadi pascaletusan Gunung Semeru dan gempa. Tapi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan titik balik matahari.
Hal ini karena titik balik matahari murni merupakan fenomena astronomi yang juga dapat mempengaruhi iklim dan musim di bumi.
“Sedangkan fenomena (letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir rob) masing-masing disebabkan oleh aktivitas vulkanik, seismik, kelautan, dan hidrometeorologi,” katanya.
Fenomena solstice akan terjadi besok pada pukul 04.49 WIB atau 05.49 WITA atau 06.59 WIB.
Titik balik matahari juga akan terjadi tahun depan pada 21 Juni dan 22 Desember.