Kekayaan bos raksasa teknologi seperti Elon Musk kepada Bill Gates, total penurunan US$ 456,91 miliar atau sekitar Rp 6.776 triliun. Ini baru dihitung dari daftar 25 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index dari awal tahun hingga 30 Desember.
Hanya 10 bos raksasa teknologi yang masuk dalam daftar 25 orang terkaya di dunia. Dari data tersebut, kekayaan Elon Musk paling banyak turun.
Sebelumnya pendiri Facebook Mark Zuckerberg yang mencatatkan penurunan kekayaan terbesar sejak awal tahun. Namun kini kekayaan Elon Musk merosot tajam, sehingga posisinya bergeser menjadi orang terkaya kedua di dunia.
Rincian penurunan kekayaan bos raksasa teknologi yang masuk dalam daftar 25 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index dari awal tahun hingga 30 Desember ini adalah:
Nama Perusahaan Urutan Kekayaan Pengurangan Kekayaan (ytd) Kekayaan per 30 Desember 1 Elon Musk Tesla, Twitter 2 US$ 132 miliar US$ 138 miliar 2 Bill Gates Microsoft 4 US$ 28,6 miliar US$ 110 miliar 3 Jeff Bezos Amazon 6 US$ 85,2 miliar US$ 107 miliar 4 Larry Ellison Oracle 7 US$ 15,7 miliar US$ 91,5 miliar 5 Steve Ballmer Microsoft 9 US$ 19,4 miliar US$ 86,2 miliar 6 Larry Page Google 10 US$ 45,3 miliar US$ 83,1 miliar 7 Sergey Brin Google 11 US$ 44 miliar US$ 79,5 miliar 8 Zhang Yiming Tik tok 23 (+ US$10,4 miliar) US$ 54,9 miliar 9 Michael Dell Dell 24 US$ 6,81 miliar US$ 48,2 miliar 10 Mark Zuckerberg Meta 25 US$ 79,9 miliar US$ 45,6 miliar TOTAL US$ 456,91 miliar US$ 844 miliar
Dari data tersebut, hanya pendiri TikTok yang masih mencatatkan kenaikan kekayaan yakni US$ 10,4 miliar sejak awal tahun menjadi US$ 54,9 miliar.
Menurut data Forbes, para miliarder secara keseluruhan akan kehilangan hampir US$2 triliun atau Rp31.400 triliun pada 2022. Reuters melaporkan, kekayaan para miliarder di Amerika Serikat (AS) anjlok terutama karena harga saham teknologi yang turun.
The Guardian melaporkan bahwa raksasa teknologi seperti Facebook, Google, dan Microsoft mendapat untung selama pandemi korona, karena orang dan perusahaan beralih ke digital. Namun, kini kasus Covid-19 mulai berkurang dan banyak negara melonggarkan pembatasan wilayah (lockdown).
Penghasilan raksasa teknologi itu juga turun. Keuntungan untuk Microsoft, induk Google Alphabet dan induk Facebook Meta juga menurun pada kuartal ketiga.
“Valuasi kelima raksasa teknologi tersebut telah anjlok total US$ 950 miliar ke level terendah. Itu juga sampai ke kekayaan pendiri,” katanya seperti dikutip The Guardian, Oktober (30/10).
Awal tahun ini, Chuck Collins, direktur Institute for Policy Studies, memperkirakan kekayaan miliarder AS meningkat lebih dari $1,7 triliun, atau 58%, selama wabah virus corona.
Collins kemudian menurunkan proyeksinya menjadi US$ 1,5 miliar atau 51%. “Keuntungan besar dalam dua tahun pandemi, hampir ‘cabul’,” katanya.
“Miliuner pada dasarnya terputus dari dunia nyata dan ekonomi riil. Meskipun kekayaan mereka sekarang semakin menipis, siapa lagi yang telah memperoleh keuntungan 51% dalam aset mereka dalam dua tahun terakhir?” dia menambahkan.
Menurutnya, miliarder bukanlah korban sebenarnya. Raksasa teknologi mendominasi pasar saham Amerika. Penurunan harga saham mereka mempengaruhi banyak orang, termasuk investor ritel dan karyawan.
“Berapa lama ‘musim gugur’ ini akan berlangsung, dan siapa yang paling terluka? Mustahil untuk raksasa teknologi miliarder,” katanya.
“Ini mungkin memperlambat aliran ke filantropis, tetapi kenyataannya kebanyakan miliarder memberikan dana ke yayasan mereka sendiri dan ke dana yang disarankan oleh donor. Tapi itu mungkin berarti ada sedikit kekayaan dinasti, yang pada akhirnya menurut saya adalah hal yang baik,” tambahnya.