PT Balai Pustaka (Persero), Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan buku, kini melebarkan sayap bisnisnya ke industri kreatif dengan memproduksi film, komik digital, dan game.
Direktur Utama Balai Pustaka, Achmad Fachrodji mengatakan, Balai Pustaka berupaya menghidupkan kembali bisnisnya sebagai bagian dari perjalanan transformasi perusahaan.
“Mulai dari film, kemudian ada produk digital yang bisa dinikmati masyarakat mulai dari game, webtoon, hingga beberapa produk lain yang diminati oleh kaum milenial,” kata Achmad saat Press Screening film “Kutukan Keranda” di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (18/7).
Menurut Achmad, transformasi yang dilakukan Balai Pustaka merupakan arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir. Tujuannya untuk menghidupkan kembali karya sastra yang diterbitkan Balai Pustaka melalui film dan media digital yang diproduksi.
“Pak Erick Thohir berharap Balai Pustaka bisa hidup dan hidup kembali melalui kekayaan intelektual atau buku-bukunya,” ujar Achmad.
Bentuk transformasi menuju industri kreatif dimulai dengan dirilisnya film pertama berjudul ‘Sumpahan Keranda’. Ini merupakan adaptasi dari novel ‘Sarcophagus Onrust’ karya Astryd Diana Savitri.
Selain “Kutukan Peti Mati”, Balai Pustaka akan menghadirkan film yang diadaptasi dari novel ‘Sitti Nurbaya’ karya Marah Roesli.
Kedepannya, Balai Pustaka akan berkolaborasi memproduksi film adaptasi dari karya lain seperti ‘Sengsara Membawa Nikmat’, ‘Cari Pencun Anak Dara’, ‘Bawang Bawang Putih’, ‘Layar Terkembang’, dan ‘Salah Pendidikan’. dengan beberapa rumah produksi film. .
Untuk media digital lainnya, seperti game dan komik digital, saat ini Balai Pustaka sedang dalam tahap pengembangan dengan melibatkan para ahli di bidangnya masing-masing. Achmad akan mengumumkan produk ini setelah proses pengembangan selesai.
“Masih dalam proses pengembangan. Jadi kami bekerja sama dengan orang-orang yang miskin di bidangnya. Ini butuh sentuhan kreator yang nanti pasti akan diumumkan,” kata Achmad.