liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Asal Mula Teknologi Modifikasi Cuaca: Dari Thailand ke Tangan Habibie

Pemerintah sedang menyiapkan teknologi modifikasi cuaca untuk menghadapi fenomena El Nino atau pemanasan suhu permukaan laut yang diperkirakan akan terjadi pada Agustus 2023.

Sekretariat Jenderal Badan Meteorologi Dunia menyatakan bahwa fenomena La Nina yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca yang lebih basah akhirnya berakhir, sebaliknya El Nino akan membawa suhu yang tinggi dan membuat cuaca menjadi lebih kering.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, suhu laut mencapai rekor tertinggi sejak terakhir terjadi pada 2016. Belum lagi gelombang panas yang melonjak hingga rekor tertinggi di Asia baru-baru ini.

Belajar dari pengalaman tahun 2015, El Nino di Indonesia menyebabkan dampak kekeringan yang meluas, serta kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan penurunan produksi pertanian dan pertambangan.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah untuk menerapkan modifikasi cuaca.

Lalu, apa definisi dari teknologi modifikasi cuaca? Bagaimana awalnya hingga akhirnya tiba di Indonesia?

Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan teknologi modifikasi cuaca adalah teknologi untuk mengubah kondisi cuaca termasuk mempercepat curah hujan.

“Misalnya untuk mengisi waduk atau bendungan dan untuk mengairi lahan gambut,” tulis Dwikorita melalui SMS kepada Katadata.co.id, Kamis (27/4).

Dikutip dari situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), teknologi modifikasi cuaca sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Sejak tahun 1977, proyek yang dulunya lebih dikenal dengan sebutan hujan buatan ini dimulai.

Ide ini tercetus ketika Presiden Soeharto melihat pertanian di Thailand sudah cukup maju. Setelah diamati, kemajuan pertanian Thailand karena penyediaan kebutuhan air pertanian dibantu dengan modifikasi cuaca.

Atas dasar itu, Presiden Soeharto mengutus Habibie yang saat itu bertugas sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mempelajari teknologi modifikasi cuaca. Kemudian, proyek percobaan hujan buatan dimulai pada tahun 1977, masih disertai bantuan dari Thailand.

“Jadi, awalnya teknologi modifikasi cuaca ini dipelajari di Thailand dan diaplikasikan di Indonesia. Fokusnya mendukung sektor pertanian dengan mengisi waduk-waduk strategis untuk kebutuhan PLTA dan irigasi,” jelas Koordinator Laboratorium Manajemen Teknologi Modifikasi Cuaca ini. BRIN, Budi Harsoyo, seperti dikutip dari laman resmi BRIN, Kamis (27/4).

Habibie yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi saat itu menempatkan proyek hujan buatan di Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam (PKA) BPPT.

Pada tahun 1985 pemerintah mendirikan UPT Hujan Buatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset dan Teknologi/Ka BPPT No 342/KA/BPPT/XII/1985. Kemudian pada tahun 2015 istilah teknologi modifikasi cuaca mulai dikenal sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT No. 10 Tahun 2015 yang mengubah nama UPT Hujan Buatan menjadi Balai Teknologi Modifikasi Cuaca.

“Pada tahun 2021, setelah diintegrasikan ke dalam BRIN, kini layanan Teknologi Modifikasi Cuaca berada di Laboratorium Manajemen Teknologi Modifikasi Cuaca di bawah Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Sarana Riset dan IPTEK,” kata Harsoyo.

Harsoyo menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, frekuensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat, baik kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, maupun banjir. Menyadari hal tersebut, aplikasi teknologi modifikasi cuaca berkembang untuk mitigasi bencana.

“Saat ini teknologi modifikasi cuaca paling banyak dan rutin digunakan untuk kebutuhan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi hampir setiap tahun. Bahkan Thailand yang telah kita pelajari, kini belajar pengoperasiannya dari Indonesia, khususnya untuk mitigasi bencana. kebutuhan,” kata Budi Harsoyo.

Tren permintaan teknologi modifikasi cuaca kemudian berkembang sesuai kebutuhan, seperti penanggulangan kebakaran hutan dan pembasahan lahan gambut, pengendalian banjir dan mitigasi curah hujan ekstrim, hingga pengamanan infrastruktur negara dan event-event besar.

Untuk pertama kalinya, pengoperasian teknologi modifikasi cuaca yang bertujuan untuk mengurangi curah hujan diterapkan untuk mendukung kelancaran SEA Games Palembang XXVI 2011. Kemudian dilakukan untuk pengendalian banjir Jakarta tahun 2013, 2014 dan 2020, Moto GP Mandalika 2022 , hingga KTT (KTT) G20 terakhir pada tahun 2022.