Alibaba Cloud memprediksi aliran big data hingga penerapan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pada tahun 2023.
Head of Product Solutions Alibaba Cloud Indonesia, Eggy Tanuwijaya mengatakan, banyak perusahaan yang telah memasuki bidang big data, security dan AI. Sebagian besar pelanggan di Indonesia adalah infrastruktur.
Eggy mengatakan, beberapa perusahaan sudah mengimplementasikan big data dan AI. Dia memprediksi implementasi akan terus meningkat tahun depan.
“Beberapa partner juga fokus ke IoT (internet of things),” ujarnya pada Media Gathering di Jakarta, Selasa (20/12).
Pendapatan Big Data Global telah mengalami tren peningkatan sejak 2015. Pendapatan Big Data diperkirakan akan meningkat menjadi US$103 miliar pada tahun 2027.
Beri daya pada blockchain
Eggy mengatakan, Alibaba Cloud mulai mengintensifkan layanan blockchain, kecerdasan buatan, dan pembelajaran mesin. Tujuan mengintensifkan blockchain, AI, dan pembelajaran mesin adalah untuk meningkatkan kepercayaan perusahaan terhadap data masing-masing.
Eggy mengatakan bisnis perseroan di bidang infrastruktur masih menjadi andalan. Namun, ada juga beberapa layanan lain yang menjadi fokus perusahaan, antara lain:
Rekomendasi AI: di mana ritel berada? alibaba cloud menjadi pengguna langsungBlockchain sebagai layanan e-KYCSmart logistica: tujuannya adalah untuk membantu bisnis setiap perusahaan menggunakan alibaba Cloud.Layanan basis data sebagai layananSolusi keuanganSolusi pencadangan & keamananLayanan kontainer lokal
Country Manager Indonesia untuk Alibaba Cloud Intelligence Leon Chen mengatakan bahwa Indonesia masih dalam tahap awal digitalisasi. Namun, para pebisnis di Indonesia sangat concern dengan teknologi cloud computing seperti AI dan lainnya.
“Banyak dari mereka yang sudah menerapkan dan mengadopsi teknologi ini, apalagi sejak adanya wabah,” ujarnya.
Penerapan teknologi ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja, tetapi perusahaan start-up juga menerapkannya. “Jadi harapannya ke depan bisa menjangkau lebih banyak lagi bisnis dari berbagai skala dan lintas sektor industri,” ujarnya.
Penggunaan kecerdasan buatan dan guncangan metaverse
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan penggunaan AI dan metaverse tahun ini sudah mulai bergerak. Namun, dia belum menemukan kasus penggunaan yang cocok untuk penggunaan metaverse. Nyatanya, banyak perusahaan dan pemerintah yang mulai mencoba menyediakan layanan di metaverse. “Termasuk juga sektor properti,” kata Heru kepada Katadata.co.id, Kamis (15/12).
Jelas, penggunaan metaverse tidak melibatkan semua pihak. Sedangkan AI sudah mulai banyak digunakan terutama untuk analisis big data.
“Tidak hanya tentang big data, struktur data, dan pengelolaan data, tetapi juga bagaimana menganalisis data,” ujar Heru.
“Agar diperoleh analisis data yang baik, kini banyak digunakan kecerdasan buatan yang berfungsi untuk “membuat kesimpulan baru atau hal-hal yang diperoleh dari fenomena atau pola yang ada,” katanya.
Selain big data, kata Heru, penggunaan AI kini banyak digunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan kamera atau foto.
Penggunaan AI dengan aplikasi foto juga dapat menghubungkan manusia dengan dunia avatar.