liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
66% Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ini Kata Asosiasi

Pekerjaan sebagai pengemudi ojek online (ojol) menjadi populer beberapa tahun terakhir, karena jam kerjanya fleksibel dan pendapatannya tinggi. Namun saat ini, sebanyak 66% driver ojol justru ingin menjadi pekerja kantoran.

Hal itu berdasarkan hasil riset Mahasiswa Doktor London School of Economics (LSE) Muhammad Yoga Permana terhadap 1.000 kurir dan tukang ojek online di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2021-2022.

“Dua pertiga dari mereka mengatakan bahwa jika mereka bisa memilih, mereka lebih memilih pekerjaan tradisional 9-ke-5 daripada menjadi pengemudi ojek online,” kata Yoga di situs resmi LSE.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Persatuan Armada Rental Seluruh Indonesia (PAS INDONESIA) Wiwit Sudarsono mengakui para pengemudi ojol mengalami perubahan terutama dari segi pendapatan yang menurun. “Rasanya pas,” kata Wiwit kepada Katadata.co.id, dikutip Sabtu (11/3).

Ia mengatakan, menjadi driver ojol saat ini tidak menjanjikan, tidak seperti tiga tahun lalu. Penghasilan pengemudi ojol saat itu cukup untuk menutupi kebutuhan hidup, biaya sekolah anak, cicilan kendaraan, dll. “Tapi sekarang menjadi ojol tidak seperti dulu lagi,” ujarnya.

Wiwit mengatakan faktor yang dapat menyebabkan penurunan pendapatan adalah adanya beberapa aplikator baru dan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan oleh aplikator. “Sehingga penghasilan driver ojol tidak sebanding dulu, hal ini juga berlaku untuk taksi online,” ujarnya.

Ada tiga hal yang mendorong pengemudi ojek atau ojol online kini ingin menjadi pekerja kantoran:

1. Janji terkait pendapatan dianggap tidak tepat

Di awal kemunculan ojek online, penyedia jasa atau aplikator seperti Gojek dan Grab menawarkan promo besar-besaran. Begitu juga dengan skema insentif bagi driver ojol.

Namun, skema bonus harian yang ditawarkan kepada pengemudi ojek atau ojol online dinilai sudah tidak menarik lagi.

“Untuk mencapai pertumbuhan secepat mungkin di tahap awal, perusahaan platform multi-partai biasanya mengeluarkan uang untuk merekrut pengguna dari kedua sisi pasar (pengemudi dan penumpang),” ujarnya.

Yoga menjelaskan, seiring pertumbuhan aplikasi dan manfaat dari efek jaringan, skema bonus secara bertahap dikurangi. Akibatnya, hanya pengemudi berkinerja tinggi yang dapat memperoleh insentif harian.

2. Jumlah pesaing atau driver ojek online meningkat secara signifikan

Berdasarkan survei, mayoritas pengemudi ojek online bekerja dari tahun 2017 hingga 2019. Saat itulah booming layanan on demand di Jakarta mencapai puncaknya.

“Asosiasi pengemudi ojek online mengklaim ada satu juta pengemudi di Metropolitan Jakarta sebelum wabah corona,” katanya.

Yoga memperkirakan 450 ribu pengemudi ojol adalah pengemudi full time dengan rata-rata jam kerja 54 jam seminggu.

“Awalnya, kehadiran platform online seperti Gojek dan Grab diharapkan dapat mendigitalkan ojek konvensional di sektor informal yang selama ini belum bisa diandalkan,” ujarnya.

Namun, survei memperkirakan 49% pengemudi ojek di Jakarta sebelumnya bekerja sebagai karyawan. Hanya 5% yang sebelumnya bekerja sebagai pengemudi ojek tidak resmi.

Sisanya berasal dari latar belakang pelajar, pengangguran, atau dari sektor informal berketerampilan rendah lainnya. Pertumbuhan lapangan kerja formal di Jakarta akan turun sebesar 5% sepanjang tahun 2021 – 2022.

3. Guncangan ekonomi akibat pandemi corona

Di masa pandemi, driver ojol bisa bertahan dengan melakukan pengiriman barang dan makanan.

Meski demikian, minimnya permintaan dan banyaknya driver ojol menyebabkan 91% ojol mengalami penurunan pendapatan yang signifikan selama pandemi.